DISLHK NTB

Website Resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB

Kegiatan

Pengembangan kopi sambung, upaya KPH untuk pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan hutan

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat/ kelompok tani hutan (KTH) sekitar kawasan hutan, sejak minggu lalu, sejumlah personil Resort Santong Sidutan dan tenaga pemetaan dari Seksi P2HPM Balai KPH Rinjani Barat terus dikerahkan untuk membantu KSU Kompak Sejahtera Desa Rempek selesaikan sisa pemetaan rinci areal kemitraan yang belum diselesaikan selama ini. Sampai dengan hari Rabu (15/07/2020), kegiatan pemetaan masih dilaksanakan. Targetnya, minggu ini semua areal kemitraan sudah 100% terpetakan.

Pada Balai KPH Pelangan Tastura, di hari Rabu (15/07/2020) Kepala BKPH Pentas menghadiri undangan pendamping Perhutanan Sosial dalam rangka penguatan kelembagaan Perhutanan Sosial dan pembentukan kemitraan di kawasan Hutan Produksi di kawasan Mareje. Pertemuan ini dihadiri oleh Ketua Kemitraan Kabul, Ketua Kemitraan Pandan Tinggang, Ketua KSU Karya Utama, Ketua KSU Lembah Jaya, Ketua KSU Maju Bersama dan Ketua KSU Sengkong Paok.

Kepala BKPH Pentas dalam pemaparannya mengharapkan agar Kelompok HTR dan Kemitraan mengembangkan arealnya agar lebih produktif. Kelompok HTR dan Kemitraan diminta berkomunikasi dengan kepala resort agar menyelenggarakan studi banding tingkat lokal dengan melihat potensi tanaman yang ada di KTH masing-masing. Selain itu ditekankan juga agar mengantisipasi Karhutla di areal masing-masing dengan membangun posko-posko pemantauan dan berkoordinasi dengan Kapolres dalam menanggulangi Karhutla.

Sementara itu, dalam rangka mempercepat proses kemitraan antara KTH Kopi Agal dengan BKPH Brang Rea Puncak Ngengas terkait pengelolaan kopi yang berasal dari kawasan Hutan, Resort Alas dan Alas Barat melakukan verifikasi berkas kelengkapan kelompok. Seiring dengan pesatnya kemajuan kelompok, sehinggga banyak petani kopi yang berminat bergabung menjadi anggota KTH kopi Agal. Anggota yang awalnya berjumlah 23 orang bertambah menjadi 33 orang. Tentu dalam hal ini perlu dilakukan perubahan terkait kelengkapan administrasi. Setelah melakukan pembinaan ke ketua KTH Kopi Agal, selanjutnya melakukan koordinasi dengan pemerintah desa terkait hal tersebut, maka disepakati bahwa beberapa dokumen kelompok akan dirubah. Hal ini juga bernilai positif bagi petani kopi, karena kedepannya akan mengelolah kebun kopi sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.

Tidak hanya di KPH Brang Rea Puncak Ngengas, upaya pengembangan HHBK kopi pun dilakukan oleh Balai KPH Batulanteh. Anggota Resort Batudulang-Kelungkung-Ai Ngelar bersama dengan pengurus KTH Brang Tampu dan Mahasiswa PKL Unram melaksanakan kegiatan Inventarisasi data perencanaan Sambung (Okulasi) Tanaman Kopi di Kawasan Kemitraan Kehutanan KTH Brang Tampu, Dusun Punik, Desa Batudulang.

Dari sekitar 27.500 batang tanaman kopi yang dimiliki anggota KTH Brang Tampu, sudah banyak tanaman yang tidak produktif. Kelompok akan membentuk tim teknis penyambungan dari anggota yang telah mengikuti pelatihan sambung kopi 2 tahun lalu dan masih aktif melakukan penyambungan kopi sampai saat ini yaitu Pak Iman dan Pak Mahra. Praktek penyambungan nantinya akan dilakukan bersama dengan masing-masing pengelola lahan agar bisa terjadi transfer pengetahuan antara anggota kelompok.

Sebagai langkah awal pengembangan kelompok, Balai KPH Ampang Riwo terlebih dahulu melakukan verifikasi calon kelompok tani penerimaan bantuan mesin pengolah HHBK madu dan rotan yang berlokasi di Desa Mata, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Bersama dengan aparat Desa dilakukan verifikasi terhadap Kelompok Tani Putra Pertama dengan jumlah anggota 15 orang dan Kelompok Rotan Bajang Putra dengan jumlah Anggotanya 10 orang. Verifikasi calon kelompok penerima bantuan juga dilakukan untuk alat pengolah bambu kepada KTH Mada Oi Lanco yang merupakan kelompok yg mengelola bambu yang berada di Dusun Ncuni, Desa Kwangko, Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu.

Masih di hari Rabu, 15 Juli 2020, Kepala Balai KPH Maria Donggomasa melaksanakan kegiatan pembinaan masyarakat pemungut bambu sekitar Desa Boke Kec. Sape Kab.Bima. Dalam acara tersebut, Kepala BKPH Maria Donggomada berharap masyarakat Desa Boke yang berada disekitar hutan untuk melakukan pemungutan bambu secara legal melalui jalur kemitraan. Masyarakat diminta segera membentuk kelompok pemungut bambu yang disahkan oleh pemerintah desa boke dan berkoordinasi dengan Resort Sape untuk mengajukan skema kemitraan.

Pada keesokan harinya, Kamis, 16 Juli 2020, BKPH Maria Donggomasa melakukan pengukuran dan pengecekan lokasi sarpras wisata alam Inahami. Inahami merupakan lokasi yang sudah tertuang dalam RPHJP KPH Maria Donggomasa dan sudah memiliki desain tapak. Wilayah inahami merupakan lokasi wisata alam yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat karena berada diketinggian dan suasananya yang sejuk karena potensi vegetasi yang rapat dan fauna yang hidup bebas disekitar.

Pengukuran dan pengecekan lokasi juga dilakukan pada areal yang akan diarahkan untuk kegiatan peremajaan kopi sambung dan penanaman HHBK Kemiri. Potensi kopi di areal KTH Oi Rida yang rapat dengan jarak 2 x 2 bahkan ada yang 1 x 1 meter sangat memerlukan peremajaan untuk meningkatkan hasil vegetasi kopi yang memiliki luasan lebih dari 25 Ha tersebut. Untuk penanaman kemiri ditujukan pada KTH So Oi Lela Mada yang berlokasi di Desa Raba dengan kondisi lahan yang sudah terbuka dan sangat memungkinkan untuk dilakukan penanaman Kemiri.

Selain melalui pengembangan HHBK dan wisata alam, upaya pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh BKPH Madapangga Rompu Waworada melalui pembangunan KBR. Pada hari Kamis, 16 Juli 2020, Tim RPH Belo dan RPH Monta melakukan pengecekkan lokasi calon Kebun Bibit Rakyat (KBR) di Desa Simpasai, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima. Kegiatan pengecekan tersebut dilakukan dengan pengambilan titik koordinat calon lokasi, pengecekan sumber air untuk penyiraman bibit, dan pengambilan dokumentasi calon lokasi.

KBR dimaksud adalah untuk menyediakan bibit tanaman kayu-kayuan atau tanaman serbaguna (MPTS) dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mendukung pemulihan fungsi dan daya dukung DAS. Kebun Bibit Rakyat dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok masyarakat. Bibit hasil Kebun Bibit Rakyat digunakan untuk merehabilitasi hutan dan lahan kritis serta kegiatan penghijauan lingkungan.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *