Sebagai bentuk kepedulian dan kecintaan mahasiswa kepada alam dan kebersihan di NTB, para mahasiswa di Universitas Mataram (Unram) melaunching program “Unram Zero Waste”. Program tersebut dihajatkan untuk mengajak dan mengedukasi para mahasiswa mahasiswi serta lingkungan kampus agar dapat mengelola sampah dengan baik dan tepat. Selain itu, kegiatan ini juga untuk mendukung program unggulan NTB Zero Waste yang terus digaungkan Pemerintah Provinsi NTB agar alam di NTB tetap asri dan lestari.
Hal tersebut disampaikan Wakil Rektor Unram Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Dr. Ir. Enny Yuliani, M.Si saat membuka Talkshow “Langkah Kecil Selamatkan Bumi dengan Gaya Hidup Zero Waste” di Auditorium Yusuf Abu Bakar Unram, Senin (5/10/2020).
Prof. Enny menilai, bahwa zero waste sebagai gaya hidup sebenarnya dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk para mahasiswa di NTB, khususnya Unram. Dengan adanya program Unram Zero Waste, diharapkan menjadi langkah positif agar mahasiswa terus bergerak dan memberikan contoh kepada masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah.
“Zero waste adalah gaya hidup, dan butuh proses untuk menjalaninya. Bukan tidak mungkin akan terwujud jika didukung kesadaran dalam melakukan pengelolaan. Sehingga kita dapat menjadikan Unram sebagai percontohan kepada masyarakat” tutur Prof. Enny.
Selain itu, Prof. Enny melihat bahwa sampah dapat menjadi sumber daya apabila dikelola dengan baik, bahkan sampah dapat menjadi bisnis menjanjikan. “Sampah akan memiliki nilai jika kita terus berinovasi, selain itu kita harus tetap semangat dan optimis bahwa ada tantangan terbesar yang kita hadapi bersama yaitu mengubah karakter akan pentingnya pengurangan sampah” jelasnya.
Sementara itu, Mulyadi Gunawan, S. Hut yang juga tergabung dalam Satgas zero waste Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB mengapresiasi program Unram Zero Waste. Pasalnya berdasarkan data Dinas LHK Provinsi NTB, setiap orang rata – rata warga NTB menghasilkan 0.7 kg sampah per hari dan total sampah yang masuk ke TPA Kebon Kongok sebanyak 330 ton sampah/hari. Dengan adanya Unram Zero Waste, akan semakin menambah kesadaran masyarakat khususnya mahasiswa dalam mengurangi dan mengelola sampah.
Ada 5 (lima) persoalan mendasar persampahan. 1.) Pertumbuhan jumlah penduduk berbanding lurus jumlah timbunan sampah (volume and space), 2.) Trend komposisi sampah plastik semakin meningkat, 3.) Rendahnya kesadaran dan kepedulian publik (public awareness), 4.) Sistem dan infrastruktur pengelolaan sampah belum memadai (economy), 5.) Pencemaran lingkungan (contamination of the environment).
“Sampah yang terbanyak bersumber dari Rumah Tangga, apabila pengelolaan sampah dari Rumah Tangga diolah dari rumah untuk dipisahkan sampah organik dan sampah anorganik sehingga sampah itu dapat menjadi sumber daya, maka sampah yang ke TPA Kebon Kongok dapat berkurang” jelas Gunawan.
Mas Gun sapaannya, berharap agar sampah tidak hanya menjadi beban Pemerintah tetapi masyarakat juga turut hadir dalam mengelola sampah. “Saat ini semua stake holder bergerak terkait pengelolaan sampah, tidak hanya menjadi tanggup jawab pemerintah tetapi semua masyarakat juga berperan” Jelasnya.
“Kita memiliki TARGET RPJMD 2019 – 2023 Pengurangan 30 % Penanganan 70 % pada tahun 2023 sedangkan Jakstrada dan Jakstranas menargetkan di Tahun 2025, NTB mencoba 2 tahun lebih cepat,” jelas Mas Gun.
Pada kesempatan tersebut, Ketua World Clean Up Day, Lalu Husnul Wiraning Harja juga mengungkapkan bahwa kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah belum begitu baik. Pasalnya, banyak yang menilai sampah tidak memiliki nilai, padahal jika sampah dikelola dengan baik maka akan memiliki nilai jual yang beragam.
“Terlalu banyak sampah yang ada disekitar kita, adanya sampah karena perilaku hidup manusia yang sudah menjadi kebiasaan membuang sesuatu dengan sembarangan, apabila dikelola dengan baik, maka bisa dijadikan sumber daya” tuturnya
Sementara itu, Diana Ayu salah satu mahasiswa dari FKIP Unram mengaku sangat mendukung program Unram Zero Waste, sebagai bentuk keseriusan mahasiswa agar dapat menjadi contoh untuk masyarakat. “Program ini sangat bagus sekali, apalagi ini bentuk gerakan mahasiswa untuk bergerak dalam mengelola sampah, jadi kita dapat jadi contoh untuk masyarakat nantinya” Ujar Diana.
Akhir kata Mas Gun berpesan, untuk memulai penanganan dan pengelolaan sampah “Mari rubah mindset yang menganggap kalau sampah itu tanggungjawab Pemerintah, yang benar itu ialah “Sampahmu Tanggung Jawabmu” mari mulai dari sekarang dari diri kita dan rumah tangga kita.” SALAM LESTARI, SALAM LINGKUNGAN SEHAT.” tutup Gunawan bersemangat.