Keseriusan Pemerintah Provinisi NTB dalam menangani permasalahan samapah adalah dengan terus berusaha memanfaatkan perkembangan teknologi. Salah satu teknologi yang direncanakan akan dibangun adalah TPST dengan menggunakan teknologi Refused Derived Fuel (RDF)/ Solid Recovered Fuel (SRF) yang berlokasi di TPSR kebon Kongok.

RDF merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil atau dibentuk menjadi pelet. Hasilnya akan dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran recovaring batu bara untuk pembangkit tenaga listrik.

Hari ini, Rabu (30/6) Dinas LHK yang diwakili oleh Bidang PSPPL menghadiri Rapat Hybrid di BPPW NTB antara Direktorat Sanitasi Kementrian PUPR, BPIW Kemen PUPR, BPPW NTB, BPPW NTB, DLHK NTB, UPTD TPAR Kebon Kongok PMS BPIW Kemen PUPR, dan Konsultan Perencana TPST RDF/SRF TPAR Kebon Kongok membahas Kesiapan Dokumen Lelang Pembangunan TPST dengan Teknologi RDF/SRF di TPAR Kebon Kongok.

Dari pertemuan tersebut telah disimpulkan beberapa point sebagai rencana tindak lanjut :

1. Saat ini World Bank tengah mengevaluasi dokumen RC yang sudah disampaikan oleh Direktorat Sanitasi Kementerian PUPR;
2. Surat permohonan No Objection Letter (NOL) telah disampaikan oleh Kepala CPMU BPIW Kementrian PUPR kepada World Bank;
3. BPPW NTB telah menyiapkan dokumen lelang untuk Supervisi dan Pembangunan Fisik TPST RDF/SRF TPAR Kebon Kongok;
4. Dokumen lelang tersebut harus disampaikan secara resmi oleh BPPW NTB ke Direktorat Sanitasi PUPR untuk dicermati dan dievaluasi;
5. Pada saat pembahasan hasil evaluasi Readiness Criteria oleh World Bank, DLHK NTB harus menghadirkan Konsultan Perencana, agar semua masukan terkait Dokumen Perencanaan bisa segera dilengkapi;
6. Setelah NOL diterbitkan oleh World Bank, proses lelang akan bisa dimulai.