Mataram,31 Agustus 2021 – hari ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB Kembali menggelar Webinar DLHK Series III dengan tema “ Desa Merdeka Sampah Untuk NTB Bersih”. Webinar diselenggarakan mulai pukul 13.00 hingga 16.00 Wita melalui ruang virtual Zoom dan Live streaming di Akun you tube Dinas LHK Provinsi NTB. Menghadirkan kepala Dinas PemDes dan Dukcapil Provinisi NTB, H. L Sujian Kepala Desa Wisata Kembang Kuning – Kabupaten Lombok Timur, Hermansyah, S.Pd, Kepala Desa Luntuk Ode – Kabupaten Sumbawa, Sulis Sulistiowati, S.E., M.E., Lurah Mataram Timur – Kota Mataram dan Lalu Supratman, pengelola TPS3R di Desa lendang Nangka – Kabupaten Lombok Timur.
Kegiatan webinar ini mengundang desa dan kelurahan, camat dan pegiat lingkungan se-NTB ini dibuka langsung oleh Wakil Gubernur NTB, Dr. Sitti Rohmi Djalilah. Dalam sambutannya Wakil Gubernur NTB menyampaikan bahwa yang paling utama dalam pengelolaan sampah di desa maupun kelurahan adalah kerjasama, kekompakan dan gotong royong antara warga dan pemerintah desa. “ Kunci dari pengelolaan sampah di program zero waste di pemilahan sampah. Jika sampah mulai dipilah dari sumbernya maka pengelolaan akan lebih mudah,” jelas Ummi Rohmi.
Dalam paparannya, Wakil Gubernur menjelaskan target dan capaian provinsi NTB dipercepat dua tahun, jika target nasional pada tahun 2025, Provinsi NTB Menargetkan capaian pengurangan dan penanganan sampah pada tahun 2023. Ummi Rohmi juga menyampaikan apresiasi kepada Para Kepala desa dan Lurah yang telah bekerja keras membangun sebuah system pengelolaan sampah yang mandiri.
Acara webinar series ini merupakan rangkaian peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76. Para Narasumber yang hadir merupakan kepala desa dan lurah yang gigih menangani permasalahan sampah di wilayahnya. Webinar yang dihajatkan sebagai wadah sharing session pengalaman dan perjalanan dalam menginiasiasi pengelolaan sampah.
Kepala Desa kembang Kuning, H. L. Sujian menceritakan perjalanan Panjang bagaimana tata Kelola pengelolaan sampah di Desa kembang Kuning dimulai dari membuat regulasi. Kemudian menggandeng pemuda kelompok sadar wisata, tokoh masyarakat, anak – anak sekolah untuk memulai edukasi pengelolaan sampah. Upaya lain yang dilakukan adalah menggandeng kader posyandu dan kelompok usaha yang ada di rumah tangga dalam mengelola sampah.
Hal unik lain juga dilakukan oleh Lalu supratman, ketua Pengelola TPS3R di Desa Lendang Nangka. Lelaki yang akrab dipanggil miq man ini telah diundang oleh daerah – daerah du luar NTB bahkan ke Istana Presiden jaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Keunikan sistem pengelolaan yang diusung Miq Man adalah sedekah sampah. Warga diminta bersedekah dengan sampah yang dihasilkan ke TPS3R. kemudian oleh Miq Man dan Tim TPS3R mengelola sedekah sampah dari warga hingga menjadi rupiah. Sampah organic diolah mejadi pupuk dan dijual, sampah non organik bekerjasama dengan Bank Sampah Mandiri – Selong. Rupiah yang dihasilkan dari pengelolaan sampah tersebut digunakan membeli sembako dan dibagikan kepada kaum dhuafa. Strategi ini dipilih untuk menimbulkan kesadaran warga agar tidak membuang sampah sembarangan seperti yang dilakukan selama ini.
Kemudian ada Desa Lunyuk Ode, yaitu Desa yang berada diujung Kabupaten Sumbawa memberanikan diri untuk berdeklarasi menjadi Desa terbersih di dunia. Deklarasi ini dilakukan karena Desa Lunyuk Ode merupakan desa pertama yang telah melalui verifikasi pelaksaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) melalui 5 Pilar STBM (Sanitasi Terpadu Berbasis Masyarakat) yang pilar ke-4 dan Pilar ke-5 merupakan tata kelola sampah dan limbah rumah tangga.
Tantangan dalam pengelolaan sampah juga dihadapi oleh Sri Sulistiowati, Lurah Mataram Timur. Harapan bahwa tingkat sosial masyarakat perkotaan dapat membantu mempermudah sosialisasi dan edukasi tentang pengelolaan sampah, ternyata tidak semuanya benar. Warga yang cenderung heterogen membutuhkan upaya lebih kreatif dan inovatif. Sulis, panggilan akrab Wanita dengan satu putra ini mengatakan, memberikan sosialisasi dan edukasi tentang sampah ke masyarakat harus rutin dan berbicara dari hati ke hati. “ Mengajak masyarakat melakukan kebiasaan baru(memilah sampah) memang tidak gampang, tetapi jika kita berfikir semua Lelah bisa menjadi lillah maka semua akan ringan dilakukan,” ungkapnya.
Pelaksanaan webinar DLHK series III ini memberi optimisme dalam tata Kelola sampah di Provinsi NTB. Kompetisi-kompetisi antar desa yang mengkategorikan pengelolaan sampah jadi unsur penilaiannya dapat jadi pemantik semangat bagi kepala desa dan lurah lainnya dalam membenahi tata kelola sampah.