DISLHK NTB

Website Resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB

Kegiatan

Ikatan Perempuan Olat Maras Universitas Teknologi Sumbawa (IPOM UTS) Gelar Webinar Perempuan Peduli Lingkungan

(Mataram), Peran perempuan di jaman modern saat ini semakin berkembang. Tidak melulu urusan domestik, akan tetapi perempuan juga dapat memberi peran dalam urusan eksternal. Hari ini, Sabtu, 16 Oktober 2021 Ikatan Perempuan Olat Maras Universitas Teknologi Sumbawa (IPOM UTS) menggelar webinar dengan tema “Peran Perempuan dalam pengelolaan lingkungan”. Peserta webinar tidak hanya berasal dari Sumbawa, tetapi juga dari Lombok hingga Solo, Jawa Tengah.

Pemilihan tema webinar kali ini adalah berangkat dari kekhawatiran para perempuan yang tergabung dalam organisasi IPOM UTS tersebut terhadap isu lingkungan yang terjadi belakangan ini. “ Kami sering mendengar tentang kerusakan lingkungan seperti yang disebabkan oleh sampah, dan sampah ini kami hasilkan sendiri dari rumah. Oleh karena itu kami ingin belajar tentang bagaimana mengelola sampah dari rumah tangga.” ujar Waty kepala Divisi Lingkungan IPOM UTS dan panitia webinar.

Acara webinar dilaksanakan mulai pukul 09.00 – 11.30 Wita dengan menghadirkan narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup dan kehutanan Provinsi NTB yaitu Koordinator Satgas NTB Zero Waste, Dian Sosianti Handayani. “ Perempuan adalah yang paling mempunyai kepentingan terhadap lingkungan yang layak. Dalam menjalani kodratnya, menstruasi, hamil, melahirkan hingga menyusui perempuan sangat bergantung pada lingkungan yang layak.” Jelas Dian.  Seperti kebutuhan akses air bersih, udara yang segar ataupun makanan yang sehat untuk keluarga, insting perempuan sangat kuat untuk urusan ini. Jika lingkungan tercemar, sudah dipastikan perempuan yang pertama merasakan dampaknya, tambahnya.

Lalu bagaimana perempuan dapat memberi kontribusi pada pengelolaan lingkungan?

Dari rumah. Rumah merupakan istana bagi perempuan. Melakukan kegiatan domestik hingga berkontribusi untuk dunia luar bisa dilakukan dari rumah. “Fakta saat ini, pengelolaan sampah di provinsi NTB masih menggunakan sistem konvensional yaitu Kumpul, angkut dan buang ke TPA. Hal ini menyebabkan 80% sampah tidak terkelola dengan baik. Sampah tersebut mengisi ruang publik, sungai hingga ke pantai dan menyebabkan lingkungan tercemar. Fakta berikutnya adalah menurut data dari Dinas LHK Provinsi NTB sumber sampah yang paling dominan adalah dari rumah tangga, dengan angka mencapai lebih dari 60% (DLHK,2018), jelas Pranata Humas Dinas LHK ini.

Dengan fakta ini, sangat besar peran perempuan dalam berkontribusi untuk pengelolaan lingkungan wabil khusus pada pengelolaan sampah rumah tangga. Provinsi NTB dalam program strategis  yang diusung yaitu NTB Zero Waste merupakan sebuah upaya menata ulang tata Kelola lama pengelolaan sampah dari kumpul, angkut dan buang ke TPA menjadi Kurangi, Pilah dan Olah sampah dari sumbernya, seperti dari rumah tangga.

Para perempuan yang menjadi tuan dalam rumahnya dapat menentukan dan mengatur tata Kelola sampah. Kegiatan yang dilakukan mulai dari hal yang sederhana seperti membawa tas belanja guna ulang, memilah sampah sesuai dengan jenisnya. Sisa konsumsi dan sampah dedaunan di halaman dapat diolah menjadi kompos dengan cara sederhana. Kemasan plastic, kaca, besi atau kertas dikemas tersendiri dan bisa disalurkan ke bank sampah atau pengepul. Kemudian sampah yang tidak bernilai jual atau disebut dengan residu seperti Pembalut, pampers, punting rokok, steorofoam dan sampah Bahan berbahaya dan beracun (B3) dibawa ke Tempat pemrosesan akhir (TPA) untuk dikelola lebih lanjut.

Diskusi selama webinar sangat interaktif. Anggota IPOM UTS sangat bersemangat dan antusias belajar tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Ada satu pertanyaan menarik dari salah satu peserta webinar, yaitu bagaimana memotivasi diri sendiri agar tetap menerapkan pola minim sampah?

Memilih menerapkan pola minim sampah atau zero waste dalam kehidupan sehari-hari tidaklah gampang. Karena hal ini terkait dengan membentuk adab kebiasaan baru dalam keseharian. Setiap orang yang memilih ingin menerapkan kebiasaan ini harus memiliki motivasi dan kesabaran yang kuat dari dalam dirinya. Tentunya dengan menyesuaikan dengan situasi dan tradisi di kehidupan masing-masing. Karena peserta webinar yang semuanya muslim, narasumber memberikan motivasi yang dikutip dari sebuah ayat dalam Al Quran yang berbunyi,”Telah terjadi kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagain dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka Kembali (ke jalan yang benar)”.

“ Sebagai muslim, saya berusaha untuk tidak menjadi salah satu hamba Tuhan yang berperan merusak lingkungan (bumi), semoga dengan upaya ini Tuhan memberi rahmatNya dan lingkungan kita tetap layak bagi anak cucu kita kelak di masa yang akan datang,” tutupnya. (dsh)

1 COMMENTS

  1. Terima kasih bu Dian atas ilmunya. Semoga selanjutnya ada lagi webinar tentang cara pengolahan sampah secara lebih teknis dan mendetail seperti cara membuat kompos, dll.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *