(Mataram), Seperti biasa, Tim Satgas NTB Zero Waste kadang beraktivitas di akhir pekan. Seperti, menghadiri giat clean up komunitas, undangan edukasi dari sekolah, atau sosialisasi dari masyarakat. Diweekend kali ini pun, Tim Satgas NTB Zero Waste terbagi bertugas di tiga lokasi, Salah satunya adalah memenuhi undangan Beach Clean Up di Loang Baloq dari Komunitas Kejar Mimpi yang berada dinaungan Bank CIMB Niaga Mataram.
Sejak digaungkannya program NTB Zero Waste, permintaan untuk dukungan aksi gotong royong atau clean up, sosialisasi dan pelatihan tata kelola sampah meningkat cukup signifikan. Jumlah komunitas peduli lingkungan, Bank Sampah yang bergerak mandiri juga banyak bermunculan. Seperti Komunitas Kejar Mimpi Mataram. Komunitas ini bisa dibilang adalah pendatang baru di kalangan komunitas peduli lingkungan. Aksi Beach clean up yang digelar hari ini, Sabtu, 10 September 2022 di Pantai Loang Baloq merupakan salah satu dari empat pilar program pemberdayaan yang diusung.
Lalu Riki Gita Sukma, Ketua komunitas Kejar Mimpi Mataram mengatakan bahwa Aksi Beach Clean up ini merupakan salah satu dari empat pilar program pemberdayaan pemuda di Komunitas Kejar Mimpi Mataram, yaitu Pilar Program lingkungan. “ Aksi hari ini akan terus berlanjut dan berkesinambungan, kita akan menggelar kembali minggu depan. Tentunya kami tidak hanya menggelar clean up saja, tetapi ada edukasi didalamnya. Seperti hari ini kita belajar berkreasi membuat produk daur ulang bersama Kak Ulfa dari Bank Sampah Gelisah Mataram,” papar Riki.
Kegiatan yang menghadirkan Siswa-siswi pecinta Alam dari beberapa Sekolah Menengah Atas di Kota Mataram, Yayasan Duta Lingkungan Hidup dan dari Komunitas Kejar Mimpi Mataram ini diharapkan mulai belajar mengubah paradigma tentang tata kelola sampah. Koordinator Tim Satgas Zero Waste, Dian Sosianti mengajak peserta agar membuat program lingkungan yang inovatif dan berkelanjutan. “ Saya seringkali menyampaikian pada komunitas peduli lingkungan ketika menggelar aksi clean up, apa selanjutnya setelah bersih-bersih ini? Apakah akan ada kebermanfaatan lainnya yang akan kita tebar untuk masyarakat dan untuk alam? Bukankah yang hadir ini kelompok pencinta alam?”
Kegiatan Aksi bersih-bersih harus diapresiasi, tetapi yang harus dipikirkan juga adalah bagaimana kebermanfaatan yang dilakukan tidak hanya sesaat. Sudah waktunya komunitas – komunitas memiliki program yang berkelanjutan sehingga hasilnya bisa dirasakan tidak diinternal komunitas itu snediri tetapi juga masyarakat.
“Salah satu sosok inspiratif yang sabar menebar manfaat di bidang lingkungan adalah Kak Ulfa, yang hadir bersama kita pagi ini. Dia adalah sosok inspiratif, sejak SMA mengelola sampah jadi produk yang bernilai sehingga mampu menopang biaya kuliahnya hingga lulus. Mengedukasi masyarakat tanpa menyerah,” tutur wanita berkacamata ini.
Acara berlanjut hingga siang hari. Setelah berjalan menyusuri Pantai Loang Baloq untuk memungut sampah, kemudian dibarengi dengan sarapan bersama kemudia peserta belajar membuat piring ramah lingkungan menggunakan kemasan gelas minuman yang dipandu langsung oleh Kak Ulfa dari Bank Sampah Gelisah.
Mewujudkan NTB Zero Waste mungkin bagaikan mimpi, tetapi keyakinan terwujudnya NTB Zero Waste pasti ada jika setiap orang dari segala lapisan masyarakat mengambil peran dalam aksi menggapai mimpi tersebut.(ds)