Lombok Tengah (30/5) – Penduduk bertambah lingkungan terus tercemar, Pemerintah Daerah Lombok Tengah undang Dinas LHK NTB untuk atasi keresahan. Bertempat di Aula Kantor Desa Semparu, Kec. Kopang. Hadir langsung Wakil Bupati Lombok Tengah, Dr. HM. Nursiah, beserta jajaran Pemda Lombok Tengah (Camat, Kepala Desa), Ketua Pokja, dan Forum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Lombok Tengah, dan Non Govermental Organization (NGO) yang beroperasi di Lombok Tengah. Tak lupa, Kepala Dinas LHK NTB, Julmansyah, S.Hut., M.A.P juga hadir langsung dalam membahas solusi untuk membebaskan Lombok Tengah dari sampah.
Dalam kesempatan ini, Wakil Bupati Lombok Tengah menegaskan bahwa “Desa Semparu adalah contoh untuk kita dalam mengatasi permasalahan sampah di Lombok Tengah”.
“Saya menginginkan minimal disetiap kecamatan di Lombok Tengah memiliki Fasilitas Pengelolaan Sampah untuk menyelesaikan permasalahan terkait persampahan ini” tambah Wabup.
Kepala Dinas LHK NTB mengapresiasi langkah yang telah diambil Pemerintah Daerah (PemDa) Lombok Tengah “Ini merupakan satu kemajuan dan keseriusan dari PemDa Lombok Tengah dalam merespon kondisi persampahan sebagai daerah yang memiliki Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KPSN)”. Ujar Julmansyah.
“Keindahan, Kebersihan, Keasrian dan Kelestarian merupakan syarat utama dalam memajukan daerah Pariwisata apalagi Lombok Tengah sudah menjelma sebagai Episentrum Wisata yang setiap tahunnya menghandle perheletan Internasional seperti WSBK dan MotoGP” Tambah Julmansyah.
Manusia setiap harinya minimal menghasilkan 0.3 kg sampah maka pertumbuhan penduduk yang tidak dibarengi dengan edukasi tentang pengelolaan sampah merupakan kabar buruk untuk lingkungan dan umat manusia.
Lebih jauh dalam kesempatan ini Kadis LHK NTB memaparkan “Saat ini Potensi Timbulan Sampah di Lombok tengah sekitar 400 ton per harinya, sementara kemampuan TPA Pengengat dalam memproses sampah per harinya ialah 40 ton, dan sisanya itulah yang akan berdampak langsung ke lingkungan kita” Tutur Julmansyah.
“Untuk itu kami, Pemprov NTB menawarkan program Zerowaste, yang berfokus mengedukasi dan merubah paradigma masyarakat bahwa setiap sampah yang kita hasilkan ialah tanggung jawab pribadi kita masing-masing” tambah Julmansyah.
“Ujung dari rantai milestone Zerowaste ialah aktivasi Ekonomi sirkular, kami PemProv NTB telah mengembangkan RDF yang bisa mengelola 120 ton sampah yang bisa ditingkatkan hingga 300 Ton perharinya, dan disisi lain ada Block Solution oleh Classroom of Hope dan pabrik soritir plastik oleh Honest Ocean”, Pungkas Julmansyah.(rz)