Lombok Timur (31/5) – Dampak krisis iklim semakin banyak bermunculan, hal ini menjadi perhatian serius dari “multi stakeholder”. Salah satu solusi pemerintah dalam mitigasi perubahan iklim ialah menanam tanaman kayu putih (Melaleuca Cajuputi). Dimana tanaman kayu putih memiliki khasiat yang melimpah, serta tahan banting didalam berbagai musim, dan tentunya, memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan ada pasarnya.
Pada kesempatan ini, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, didampingi oleh Kepala Dinas LHK NTB, Julmansyah, S.Hut., M.A.P dan Kepala BPDASHL Dodokan Moyosari (Umar Nasir, S.Sos., M.Sc) menghadiri sosialisasi dan pemanenan perdana kayu putih. Bertempat di Desa Gunung Malang, Kec. Pringgabaya, tanaman kayu Putih yang ditanam di wilayah Kelompok Tani Hutan (KTH) Lembah Madu. Kegiatan ini merupakan buah dari gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) oleh BPDASHL Dodokan Moyosari di Tahun Anggaran 2021.
Dalam sambutannya Julmansyah menyatakan bahwa “Alhamdulillah ini adalah salah satu ikhtiar kita dalam menjalankan program industrialisasi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), dan alasan kami dalam memilih tanaman kayu putih ialah karena ini tanaman cukup sekali tanam lalu dipanen dan sudah ada pasarnya” ujar Julmansyah.
“Sekarang luas penanaman kayu putih di Provinsi NTB seluas 4380 Ha, dan lahan yang siap panen 915 Ha, dan di Pulau Lombok seluas 115 Ha Kayu Putih yang siap panen.” Tambah Julmansyah.
“dan dalam kondisi seperti ini, dimana Sulawesi yang menjadi pusat Kayu Putih sedang menurun sementara kita sedang gencar-gencarnya, Insyaallah dalam 2 tahun kedepan kita akan merajai pasar kayu putih di Indonesia” Optimis Julmansyah
Lebih jauh dalam kesempatan ini, Ummi Rohmi menyampaikan bahwa “Inilah kita, kebanyakan dari kita terlena dalam kelestarian dan keasrian yang telah Allah berikan kepada kita, kita hanya bisa memanfaatkan tapi lupa untuk menanamnya kembali apa yang telah kita ambil dari bumi kita ini” tutur Ummi Rohmi.
“Menjadi desa lingkar hutan dizaman sekarang antara 1 dari 2, antara berkah atau bencana, tetapi hal itu tergantung dari kita sendiri, bila kita terus mengedepankan kesejahteraan dan produktifitas semata tanpa memikirkan lingkungan, maka hal itu akan menjadi bencana.” Tambah Ummi Rohmi.
“Maka kami dari Pemprov NTB melalui NTB Zerowaste dan NTB Hijau yang bersemboyan menyejahterakan masyarakat melalui kelestarian lingkungan karena kesejahteraan yang sesungguhnya harus ditempuh melalui kelestarian lingkungan. “Pungkas Ummi Rohmi. (rz)