Mataram (30/11) – Siapkan Nusa Tenggara Barat untuk tahun 2045, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan gelar Asistensi ke-II. Secara hybrid, asistensi ini dilaksanakan secara offline di aula Dinas LHK NTB, dan secara online via zoom.
Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Kepala Dinas LHK NTB, beserta jajaran Bid. Penataan DLHK NTB, Pokja KLHS NTB, Kepala Bappeda NTB, Tim penyusun KLHS RPJPD Prov NTB, BPKHTL VIII Denpasar, Kasub Direktorat KLHS, dit.PDLKWS, Ketua Pokja Dir. KLHS beserta staff.
Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas LHK NTB, Julmansyah, S.Hut., M.A.P menyatakan bahwa “Dalam konteks tutupan lahan kita harus mengacu pada konsep pengelolaan pulau, untuk meninggalkan konsep pengelolaan benua yang selama ini menjadi acuan dalam menjalankan program”
“Karena pengelolaan benua itu melahirkan monokultur, dan monokultur itulah yang menyebabkan derasnya deforestasi di NTB” tambahnya.
Kepala Dinas LHK NTB juga mengatakan bahwa ketidakcocokan monokultur di Pulau Sumbawa diperkuat oleh rekomendasi penelitian dari BRIN dan YRII, yaitu NTB harus segera menerapkan Agroforestry. Karena BRIN dan YRII menyatakan 3 Kabupaten/ Kota di NTB kehilangan banyak tutupan lahan akibat monokultur.
“Ketersediaan sumberdaya sangatlah berkaitan dengan terjaganya tutupan lahan” Pungkas Julmansyah. (rz)
#ntbmajumelaju #dlhkntb