Lombok Tengah (8/3) – Semarak Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024, Drs. Alue Dohong, M.Sc, Ph.D., Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI pimpin clean up di pantai Kuta, Mandalika. Peringatan ini dihadiri oleh UPT KemenLHK BaliNusra, Stakeholder TNI-POLRI Lombok Tengah, OPD Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Timur, NGO dan Kelompok Tani Hutan yang berjumlah total ±300 orang.
Kegiatan Clean Up ini merupakan puncak dari Rangkaian dari Hari Peduli Sampah (HPSN) sebagai Peringatan untuk mengenang tragedi longsor TPA Leuwigajah pada 19 tahun silam, dan pada tahun 2024 kali ini peringatan Hari Peduli Sampah Nasional mengambil tema “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif”.
Kegiatan Aksi Bersih untuk Negeri Ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia secara daring dan luring dengan pusat acara di Karawang, Jawa Barat yang dihadiri oleh Ibu Mentri LHK, Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc..
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc. mengatakan bahwa “upaya pengelolaan sampah tidak bisa hanya diselsaikan oleh pemerintah atau pemda, tetapi oleh seluruh komponen masyarakat, karena sampah itu sangatlah dekat dengan kita dan kita memproduksinya setiap hari”
“Maka untuk memperbanyak kegiatan semasif itu sangatlah penting, karena hal itu akan menumbuhkan dan menguatkan koneksi antara kita dengan Lingkungan.” Tambah Menteri LHK.
Sementara di Mandalika, Wakil Menteri LHK, Drs. Alue Dohong, M.Sc, Ph.D., mendorong pengelolaan sampah dengan meningkatkan kolaborasi para stakeholder, dari hulu ke hilir, menerapkan prinsip ekonomi sirkular dan memasifkan edukasi kepada masyarakat dan semua stakeholder.
Dalam kesempatan ini, Julmansyah, S.Hut., M.A.P, selaku perwakilan Pemerintah Provinsi NTB menegaskan bahwa program NTB Zero Waste, Pemerintah NTB terus meningkatkan capaian angka pengurangan dan penanganan sampah. Salah satu yang Tengah digencarkan yaitu industrialisasi persampahan.
“Tahun 2019 neraca persampahan NTB berada di 20% dari sekitar 2700 ton timbulan sampah per hari, kini berada di angka 50% lebih.” Tambah Julmansyah.
kini NTB memiliki 46 rumah maggot, dimana sebelumnya NTB tidak mengenal apa itu Pengelolaan sampah dengan maggot. NTB juga mendorong hilirisasi persampahan dimana di NTB telah dibangun pengolahan sampah medis dengan insenerator, pengolahan sampah plastik menjadi bata plastik, RDF/SRF dan berbagai lokasi TPST untuk mengolah sampah organik.
Adapaun total sampah yang terkumpul dalam kegiatan ini ialah 859 Kg. Terdiri dari sampah anorganik daur ulang sebanyak 213 Kg dan diserahkan kepada Bank Sampah Putri Nyale untuk dijual kembali. Sedangkan sampah residu sebanyak 646 Kg akan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pengengat, Lombok Tengah. (rz)