Mataram (10/6) – NTB Darurat bencana, Kepala Dinas LHK NTB hadir di acara NTB Bicara. Bertempat di studio 1 TVRI, acara ini juga mengundang 2 narasumber lainnya, yaitu Dr. Alfina Taurida Alaydrus selaku Akademisi UNRAM, dan Dr. Muh Saleh Ketua Forum Perguruan Tinggi untuk Pengurangan Risiko Bencana (FTPRB).
Dalam kesempatan ini Kepala Dinas LHK menegaskan bahwa penyebab bencana yang diakibatkan oleh campur tangan manusia seperti kekeringan, banjir ialah perubahan tutupan lahan.
“Sebanyak 202.000 hektar lahan jagung di Kota Bima, Bima, dan Dompu 58.000 diantaranya terletak di kawasan Hutan lebih dan sekitar 117.00 hektar lahan jagung itu di kelerengan yang tidak layak untuk ditanami jagung”
Julmansyah menganggap kelerengan yang tidak sesuai standar itu akan menyebabkan runoff yang nantinya akan berpotensi banjir. Selain itu, Julmansyah juga menerangkan bahwa perubahan tutupan lahan di kawasan hutan primer tersebut akan mengancam kondisi tutupan lahan di hulu.
Selain itu, Dalam kesempatan ini Dr. Muh Saleh, juga menyampaikan bahwa banyak dari program pemerintah yang secara tidak langsung menggeser budaya-budaya menanam yang ada di masyarakat adat.
Dalam menjawab pernyataan itu Julmansyah menyatakan bahwa di era globalisasi sekarang kita tidak bisa mencegah invasi informasi tersebut, bahkan itu sampai masuk ke ruang tidur kita. Maka bila kita lihat lebih dalam lagi untuk daerah Green Belt Rinjani (Suela, aik berik, karang sidemen, narmada, sesaot, lingsar, gunung sari, Narmada dsb) itu rata-rata masih memegang tradisi yang biasa saya sebut dengan kebun komplek.
“Kami di DLHK sekarang fokus untuk mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan berkebun yang ada di Lombok untuk dibawa ke Pulau Sumbawa” Pungkas Julmansyah. (rz)