DISLHK NTB

Website Resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB

Kegiatan

Terapkan prinsip “Zero Waste”, Dinas LHK NTB pastikan sampah di event WSBK terpilah dan tercatat.

(Mataram), Euphoria perhelatan balap motor perdana di sirkuit Mandalka telah selesai digelar. Idemitsu Asia talent Cup yang digelar pertengahan November dapat berjalan lancar meski sempat mengalami penundaan. Kemudian pada tanggal 19-21 November 2021 digelar World Super Bike (WSBK). Event yang menjadi magnet bagi masyarakat, baik local dan tidak sedikit yang juga datang dari luar daerah.

Sirkuit Mandalika berada dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang merupakan satu dari lima lokasi wisata prioritas nasional saat ini. Sebelum adanya sirkuit, Mandalika sudah memiliki daya Tarik sendiri. Bentangan pantai indah dengan hamparan pasir putih serta diriuhkan oleh deburan ombak, menjadi surga bagi para peselancar.

Sekarang, pesona Mandalika ditambah lagi dengan hadirnya sirkuit yang diklaim sebagai sirkuit terbaik di Asia. Daya Tarik Mandalika, Lombok pada umumnya menjadi angin positif bagi bangkitnya pariwisata setelah vakum selama hampir dua tahun karena pandemic covid.

Ramainya pengunjung atau wisatawan membawa dampak positif bagi perekonomian pelaku usaha di daerah wisata. Namun dibalik itu terdapat masalah yang juga perlu mendapat perhatian khusus, yaitu sampah. Setelah gelaran event beberapa minggu yang lalu banyak hal yang perlu dievaluasi, salah satunya adalah tentang permasalahan sampah atau kebersihan di lokasi acara.

Sumber Timbulan Sampah

Timbulan sampah di daerah wisata sebagian besar bersumber dari warung makan, penginapan dan para pengunjung. Pada event wsbk yang digelar akhir November, penyelenggara merilis jumlah penonton yang hadir di sirkuit mencapai 25.000 orang. Jika menggunakan SNI 0,7 kg/orang/hari jumlah timbulan sampah selama pagelaran event adalah 17.500 kg per hari. Apabila pengelolaan sampah tidak dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengunjung dan memberikan citra buruk bagi daerah.

Pengelolaan Sampah di Event Mandalika

Dalam mengantisipasi timbulan sampah di lokasi Sirkuit dan sekitarnya diperlukan pengelolaan yang professional.  Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB berkoordinasi kepada Pihak ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) sebagai pengelola KEK tentang tata kelola sampah di lokasi wisata Mandalika.

Pada tanggal 3 November 2021 bertempat di Kantor ITDC – Mandalika diadakan Rapat Koordinasi persiapan menyambut event balap motor bergengsi di Sirkuit Mandalika. Hadir dalam pertemuan tersebut Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan provinsi NTB, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Tengah, pihak Penyelenggaran ITDC dan PT Dyandra Media International Tbk (Dyandra) sebagai pihak ketiga yang akan bekerjasama dalam melakukan pengelolaan sampah selama event berlangsung.

Alur Proses Pengelolaan Sampah Di Event WSBK

Pagelaran WSBK berlangsung dari tanggal 19-21 November 2021. Selama event berlangsung petugas pengelolaan sampah yang dikerahkan berjumlah 253 orang. Terdiri dari 200 orang petugas dari Dyandra, yang bertugas sebagai pengumpul sampah di sekitar lokasi acara, 37 orang dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok tengah bertugas memilah dan mengangkut sampah ke TPA dan 16 orang support dari Tim Zero Waste Dinas LHK Provinsi NTB sebagai supervisor yang bertugas mencatat jumlah timbulan sampah dan memastikan sampah terpilah sesuai dengan jenisnya.

Pengelolaan sampah dilakukan dengan memilah sesuai dengan jenisnya. Disediakan dua lokasi Tempat penampungan Sementara (TPS) sampah, satu di parkir Barat (Dekat masjid Nurul Bilad) yang satunya lagi di parkir Timur (pintu masuk kawasan Mandalika).

Sampah-sampah yang dihimpun dibawa ke TPS yang telah disediakan. Kemudian ditimbang dan dilakukan pemilahan sesuai jenisnya. Adapun jumlah dan jenisnya sampah yang berhasil dihimpun selama event wsbk berlangsung adalah Sampah Residu 14.353,5 kg dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Pengengat – Lombok Tengah, Sampah Plastik 3.223 Kg, sampah kardus/kertas 2.878,5 kg, sampah logam/kaleng 134,5 Kg semuanya masuk kategori sampah ini dikirim ke Pusat Daur Ulang (PDU) Batunyale, Lombok Tengah. Kemudian untuk sampah organik yang berhasil dihimpun 1.131,5 Kg kemudian dibawa ke BSF Sengkol di Sengkol, Kecamatan Pujut untuk diolah dengan metode biokonversi Black Soldier Fly (BSF).

Penerapan tata kelola sampah dengan melakukan pemilahan sampah sesuai jenisnya  akan memaksimalkan dan memudahkan penanganan sampah. Pemerintah Provinsi NTB melalui program Zero Waste  berupaya menata ulang sistem pengelolaan sampah. Yang semula kumpul-angkut-buang ke TPA yang menyebabkan pendeknya umur TPA dan pencemaran tanah, air dan udara, menjadi kurangi-pilah-olah sampah dari sumbernya. Sehingga sampah yang dihasilkan dapat dikelola sesuai jenisnya dan dijadikan sumber daya dan terwujudnya sirkular ekonomi (economy circular).

Pemerintah Provinsi NTB terus berupaya menyiapkan hilirisasi pengelolaan sampah berbasis industrialisasi. Saat ini pengelolaan sampah menjadi co-firing batubara bekerjasama dengan PT. Indonesia Power tengah dalam tahan penelitian dan pengembangan potensi yang dapat dimaksimalkan.

Tantangan yang paling utama dalam pengelolaan sampah terutama di daerah wisata adalah kebiasaaan dan perilaku pengunjung. Para pengunjung masih membuang sampah tidak pada tempatnya. Hal ini juga terjadi di event WSBK, Mandalika. Meskipun panitia penyelenggara telah menyediakan sarana penampungan sampah sesuai dengan jenisnya, akan tetapi sampah-dari pengunjung masih banyak ditemukan berserakan di lokasi acara.

Tentunya ini menjadi pe-er bersama antara pemerintah dan pihak penyelenggara yang harus menyusun kembali strategi pengelolaan sampah di Mandalika ataupun destinasi wisata lainnya. Mewujudkan destinasi yang tidak hanya indah, tetapi yang paling penting adalah wisata yang berkelanjutan, wisata yang Asri dan Lestari. (dsh dan ben)

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *