DISLHK NTB

Website Resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB

Kegiatan

Jum’at Salam XII, DLHK NTB Jawab permasalahan Sembalun Bumbung

Lombok Timur (2/2) – Jaga sembalun bumbung tetap melambung, Dinas LHK NTB manfaatkan Jum’at Salam untuk serap aspirasi masyarakat. Dipimpin Sekretaris Dinas LHK NTB, beserta jajaran Bidang teknis dan staf, dan Juga BKPH Rinjani Timur beserta jajaran, BPD Sembalun Bumbung, dan perwakilan kelompok pengelola wisata alam  Desa Sembalun antara lain perwakilan dari pengelola Bukit Sempana, Bukit Anak Dara, Bukit Nanggi, dan Pergasingan.

Dalam kesempatan ini, perwakilan kelompok pengelola wisata membeberkan beberapa permasalahan yang tengah dihadapi, dari permasalahan Pengelolaan sampah yang sudah diupayakan tetapi tidak membuahkan hasil yang sebanding, dan tidak tersedianya tempat pembuangan, dan adanya beberapa hal yang pemerintah bisa support, seperti gazebo, tandon air, beserta sarpras lainnya, dan Kelompok menginginkan agar pemerintah bisa mensupport biji alpukat.

Menanggapi permasalahan itu, Sekretaris Dinas LHK, Samsudin, S.Hut., M.Si., menyatakan bahwa “akan kami catat semua untuk sebagai bahan masukan dalam penyusunan program tahun depan”

“Sementara untuk alokasi biji/bibit akan kami koordinasikan segera ke BPDASHL Dodokan Moyosari terkait kesediaan stok bibitnya” tambah Samsudin.

Menanggapi hal tersebut, L. Ahmad Gifary, S.T, selaku perwakilan Bidang Persampahan dan Pengendalian Lingkungan menyatakan bahwa “Soal sampah kita tidak langsung lempar ini urusan pemerintah, karena sebagai individu kita memproduksi sampah setiap harinya”

“Secara individu warga sembalun harus memulai belajar cara memilah sampah dari sumbernya, sementara secara massa, sembalun harus memiliki kelompok pengelola sampahnya sendiri” ujar Gifary.

“karena sampah-sampah rumah tangga itu kebanyakan akan menjadi pupuk, hal itu pasti berkesinambungan dengan mata pencaharian masyarakat sekitar yaitu Bertani” tambah Gifary.

Gifary menganggap untuk menginisiasi itu semua tidaklah mudah, harus ada kesadaran bersama secara masif setelah itu barulah peran kita dalam mengedukasi akan efektif dan efisien. Sementara dalam supporting sarpras sembalun harus membentuk kelompok terlebih dahulu baru mengirimkan pengajuannya kepada instansi kami. (rz)

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *