DISLHK NTB

Website Resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB

Kegiatan

Dinas LHK NTB gandeng mahasiswa menjadi garda terdepan penyebarluasan informasi NTB Asri dan Lestari

Dalam kegiatan diskusi publik yang diselenggarakan oleh adik-adik Himpunan Mahasiswa Kehutanan Universitas Mataram (Hima Sylva Pc-Unram) pada hari Sabtu, 27 Maret 2021, Kadis LHK Provinsi NTB Ir. Madani Mukarom, BScF., M.Si sangat senang terlibat dalam kegiatan diskusi publik tersebut. Dengan mengusung tema “Mewujudkan Tata Ruang Lingkungan Bersih untuk NTB Gemilang”, Kang Dani sapaan akrab Kadis LHK NTB berkesempatan hadir sebagai pemateri.

“Kami sangat senang dan bangga kepada adik-adik mahasiswa yang peduli dan berperan aktif dalam kegiatan ‘Cinta Lingkungan’. Oleh karena itu sangat diharapkan melalui adik-adik mahasiswa, kampanye terkait Visi Misi NTB Asri dan Lestari melalui Program unggulan NTB Hijau dan NTB Zero Waste dapat tersebar luas secara aktif maupun pasif di Masyarakat”, ujar Kang Dani.

Seperti yang kita ketahui, isu-isu lingkungan saat ini sangat sering terdengan terutama mengenai “SAMPAH”. Beberapa masalah yang kerap muncul dalam pengelolaan sampah seperti daya tampung yang terbatas, munculnya TPS-TPS liar, dan sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah merupakan isu utama di Masyarakat.

Kadis LHK NTB menyampaikan bahwa “Sumber timbulan sampah yang paling banyak berasal dari rumah tangga sebesar 62%, adapun yang lainnya seperti 4% dari kawasan, 3% dari fasilitas publik, 7% dari pusat perniagaan, 13% dari pasar tradisional, 5% dari kantor , dan 6% berasal dari hal lainnya”.

Oleh sebab itu, masalah terkait tata kelola sampah dapat ditangani dengan merubah paradigmanya dalam upaya pengurangan melalui tata kelola sampah tersebut. Dengan paradigma yang baru berisi dua kegiatan yaitu yang pertama kegiatan pengurangan sampah 30% di tahun 2025 dengan melakukan kampanye pilah sampah dari rumah, kampanye diet kantong plastik, dan laporan tanggap cepat NTB bebas sampah, dan yang kedua kegiatan penanganan sampah 70% di tahun 2025 dengan melakukan pemutakhiran teknologi pengolahan sampah di TPA (Insinerator, RDF/Pelet sampah, batako, pirolisis dll), pembentukan Bank Sampah Induk Regional di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok.

Agar visi dan misi NTB Gemilang tercapai, maka dilakukan program unggulan dan pelibatan berbagai pihak termasuk kampus, dengan melihat tri dharma kampus yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Sehingga melahirkan para pemuda atau orang-orang terpelajar yang memiliki semangat tinggi, pemikiran, yang kreatif, mandiri, inovatif agar dapat membangun bangsa di berbagai sektor sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Ada beberapa program unggulan Pemerintah Provinsi NTB yang terkait dengan kegiatan Zero Waste seperti NTB Bersih yang sesuai dengan judul materi dengan mengoptimalisasi pengurangan dan penanganan sampah, dan juga NTB Hijau sesuai dengan kehutanan dengan melakukan reboisasi pada lahan kritis, Penghijauan dan Pengkayaan Tanaman.

Seperti yang diketahui Zero waste sendiri adalah model pengelolaan sampah yang memperlakukan sampah sebagai sumber daya, sehingga memberikan manfaat berdampak negatif (nol) terhadap lingkungan. Bisa juga diartikan sebagai penerapan konsep pengelolaan sampah berbasis pengurangan jumlah sampah, daur ulang sampah, penggunaan kembali sampah, dan konsep ekonomi sirkuler (circular economy). Circular Economy muncul ketika semua orang sudah memilah sampah dan sampahnya bersih.

Konsep pengelolaan sampah (8 pilar) :

  1. Membangun regulasi contohnya Perda 5 Tahun 2011
  2. Sosialisasi pilah olah sampah dari sumbernya
  3. Edukasi dan kampanye secara massif
  4. Revitalisasi gotong royong
  5. Diversifikasi usaha Bank Sampah
  6. Penyediaan sarpras dan mendorong pengelolaan sampah mandiri. Penyediaan sarpras sudah dilakukan oleh pihak LHk dengabn melakukan kerjasama antara LHk dengan pihak-pihak lain seperti kampus dan lain sebagainya
  7. Pelibatan sebanyak mungkin para pihak
  8. Industrialisasi pengelolaan sampah

Di Lingsar, Lombok Barat ada tata cara pengelolaan sampah dengan lalat hitam atau yang disebut denngan BSF (Black Soldier Fly). Dengan mengumpulkan sampah organik yang akan dicampurkan dengan larva sehingga akan menghasilkan pupuk padat dan pupuk cair. Nantinya setalah 18-21 hari, pupuk sudah siap panen. Hasil dari Magot (Ulat BSF) tersebut dapat digunakan untuk pakan ternak dan sebagian untuk dipanen, kemudian sisa sampahnya dapat dijadikan Pupuk tanaman yang sangat baik. (ISN/HimaSylva)

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *