DISLHK NTB

Website Resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB

Kegiatan

Ini Dia Yang Ditunggu Oleh Petani Hutan!

Kamis (6/6) – Selaraskan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian hutan, Dinas LHK NTB sambut baik calon Investor. Dipimpin oleh Burhan, SP., M.M. selaku Pelaksana Tugas SekDis LHK, kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Balai Perhutanan Sosial Kemitraan Lingkungan, structural terkait Dinas LHK NTB, seluruh KPH Wilayah Dompu, Dinkop UMKM NTB, Dinas Perindustrian NTB.

Bertempat di ruang rapat Dinas LHK NTB, pertemuan ini bertujuan untuk mendiskusikan terkait skema yang tepat untuk calon Investor, petani hutan dan kepastian hukum dari segi kelembagaan maupun dari segi aturan-aturan kehutanan demi memuluskan Pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Burhan, SP., M.M. menyatakan bahwa “Perlu adanya pra kegiatan seperti sosialisasi maupun studi awal, sehingga kita bisa menghindari kegagalan karena tanaman alpukat itu tidak cocok di semua kondisi lahan”.

Burhan menganggap bahwa sikap kehati-hatian itu harus dimunculkan agar tidak menyebabkan masalah di kemudian hari yang di akibatkan lemahnya atau ketiadaan feasibility studies dari perusahaan tersebut.

Dhana, selaku perwakilan dari Dinkop UMKM menyebut bahwa ada beberapa kekurangan dari sisi Legalitas Lembaga koperasi yang harus segera diselesaikan, agar nantinya apapun aktifitas yang dilakukan akan berjalan lancar.

Selain itu, Fauzi, selaku perwakilan Balai Perhutanan Sosial Kemitraan Lingkungan menyebut bahwa “Untuk wilayah Dompu, kami sedang menjalankan Program Strengthening Social Forestry (SSF), dimana petani hutan binaan kami, telah kami arahkan untuk mengembangkan komoditas buah-buahan”
“Bila nanti berkolaborasi, kami siap untuk mengarahkan bibit-bibit itu kepada petani yang masih kesulitan akan bibit” Jelas Fauzi.

Lebih jauh dalam kesempatan ini, Yulia Fitriani selaku Koordinator Pemberdayaan Masyarakat menganggap atas perlunya ada pertimbangan yang lebih matang lagi dalam memilih lokasi investasi.
“kami cukup sering melayani Investor yang datang ke wilayah kami, namun akibatnya kurang riset sebelum beroperasi walhasil yang terjadi ialah sekarang kebanyakan stagnansi, bahkan tidak beroperasi lagi” Ujar Yulia. (rz)

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *