Jum’at telah tiba, maka ini adalah waktunya Jum’at Salam. Jum’at Salam merupakan Akronim dari Jumpai Masyarakat Selesaikan Aneka Persoalan. Bertempat di Pusuk Lestari, pada kesempatan kali ini Dinas LHK NTB mengunjungi Kelompok Tani Hutan (KTH) Maju Mandiri yang berada di Desa Pusuk Lestari.
Dipimpin langsung oleh kepala Dinas LHK, Julmansyah, S.Hut., M.A.P. beserta jajaran Kepala Bidang Dinas LHK dan, jajaran Kesatuan Pengelolaan Hutan Rinjani Barat. Tim jumat salam berdialog dengan seluruh anggota KTH mengenai permasalahan yang dihadapi.
Dalam diskusi santai, sambil menikmati durian hasil panen, Kelompok Tani Hutan menjelaskan beberapa permasalahan yang dihadapi, dari permasalahan bibit unggul yang sukar didapat hingga masalah pupuk.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas LHK NTB menjawab permasalahan tersebut melalui solusi win-win solution yaitu “Karena Bapak-bapak menyatakan kesulitan dalam mendapatkan bibit unggul, bagaimana kalau kita bentuk kelompok ini menjadi penghasil bibit”
“Kan belum ada disini tulisan jual bibit unggul begitu? maka tahun depan 2024 akan kami anggarkan melalui KPH Rinjani Barat untuk mengadakan pelatihan pembuatan bibit dari awal hingga akhir” tambah Julmansyah.
Julmansyah juga menganggap bila nanti Kelompok telah mendapatkan ilmu tentang pembuatan bibit, maka kelompok tidak akan kesusahan mencari bibit yang unggul, dan hal itu tentu lebih baik dibandingkan Dinas LHK hanya memberi bantuan bibit saja, tetapi Kelompok belum memahami cara merawat bibitnya, yang sering berakhir dengan bibit itu stress dan mati sebelum ditanam.
Aminuddin Munir, S.Hut., M. Si, selaku Kepala KPH Rinjani Barat juga menyambut positif gagasan dari Kepala Dinas LHK, Aminuddin menyatakan bahwa “saya kira sekretariat KTH ini cocok untuk dijadikan lokasi pelatihan nantinya.
Mursal, SP., M.Si. selaku Kepala Bidang PHKA DLHK NTB, juga menjelaskan secara general tentang tata cara pengembangan bibit durian yang pernah dijanjikannya kepada KTH.
Kabid PSPL, Firmansyah, S.Hut., M.Si. menjelaskan tata kelola sampah yang dapat dilakukan oleh seluruh anggota kelompok, terutama sampah organic yang bisa diolah menjadi pupuk “Menurut data yang kami miliki, untuk sekitar wilayah Pedesaan sampah yang dominan ialah sampah organik sedangkan sampah plastik hanya berada di pusat-pusat keramaian” jelas Firmansyah.
“Maka yang lebih urgent untuk wilayah ini ialah pengetahuan tentang pengolahan sampah organik, apalagi ini Kelompok Tani Hutan, nantinya hasil olahan sampah itu bisa menjadi pupuk” Tambah Firmansyah.
Selain itu, Firmansyah, S.Hut., M.Si menyatakan akan memberikan pembinaan kepada kelompok tani dengan mendatangkan praktisi yang sudah berpengalaman dalam pengolahan sampah organik agar nantinya Kelompok Tani dapat mandiri dalam mengolah sampahnya sendiri. (ben/rz)