Untuk menuju NTB Zero Waste, khususnya mencapai target pengurangan sampah, Dinas LHK NTB dalam hal ini diwakili oleh Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran berfokus mengurangi sampah dari sumbernya dengan menggalang dukungan dari berbagai pihak melalui integrasi program dan kegiatan. Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran, minggu ini giat melakukan koordinasi dengan berbagai pihak antara lain BP Paud dan Dikmas NTB, Dinas Kesehatan NTB dan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB.
Tim NTB Zero Waste melakukan kunjungan ke BP Paud dan Dikmas NTB dalam rangka membangun gerakan berbasis sekolah untuk mendukung program NTB zero waste dan NTB hijau. Tim diterima oleh ketua yayasan, Bapak Herman dan Kepala sekolah TK Ibu Yuli.
Dalam lingkup BP Paud dan Dikmas NTB terdapat 2 jenjang pendidikan yaitu pendidikan usia dini dengan usia 3 sampai 4 tahun dan TK dengan usia 4 sampai dengan 6 tahun. Dimasa pandemi ini untuk pendidikan usia dini diliburkan sampai tahun depan dan untuk TK metode pembelajaran dilakukan dengan home visit. Jadi guru langsung mengunjungi siswa ke rumah masing-masin, satu hari maksimal 2 kunjungan ke rumah siswa.
Dalam metode pembelajaran minggu pertama guru memberikan materi kepada siswa dengan rentan waktu kurang lebih 1 jam dan minggu ke-2 untuk evaluasi. Untuk materi pembelajaran sudah memasukkan materi lingkungan dengan membuat dapur sehat dengan ditanami tanaman sayur-sayuran yang nantinya akan dipanen sendiri oleh siswa dan dimasak bersama-sama di sekolah. Dalam hal pengelolaan sampah, sudah dilakukan pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik dan telah dibuatkan tampungan untuk pembuangan sampah sementara yang nantinya diangkut sekali dalam seminggu oleh petugas sampah.
Pihak BP Paud dan Dikmas NTB berharap mendapatkan pembinaan dari tim zero waste utk pembuatan kompos, lubang biopori dan penggunaan komposter bag.
Dalam upaya mendorong dan integrasi Program Unggulan NTB Zero waste dengan Posyandu di seluruh NTB Dinas LHK Provinsi NTB melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi NTB.
Beberapa hal yang didiskusikan antara lain, bagaimana menjadikan posyandu keluarga sebagai sumber informasi dan edukasi zero waste dengan bantuan tenaga konseling yang tersedia. Jumlah posyandu se-NTB adalah 7451 dan 1874 unit diantaranya adalah posyandu keluarga. Dengan jumlah tersebut potensi menyebar luaskan program zero waste terbuka lebar. Diantara Posyandu tersebut juga sudah ada yang terintegrasi dengan Bank Sampah sebanyak 47 unit yang berada di wilayah Dompu dan Lotim.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Prov. NTB, Dra. Panca Yuniarti, Apt menyarankan agar dilakukan komunikasi dan koordinasi dengan BPMDes karena terkait Posyandu yang berada di desa-desa.
Integrasi program/ kegiatan lainnya yang coba dilakukan adalah bersama Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB melalui sinergi kegiatan Pilah Sampah dari Rumah (PSDR) dengan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). KRPL yang ada di NTB semuanya aktif, dan untuk sosialisasi kegiatan PSDR ke kelompok dapat di kunjungi masing-masing atau dengan mengumpulkan semua kelompok di kabupaten.
Dinas LHK juga diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasan dan pembinaan kepada para penanggungjawab KRPL seluruh NTB tentang zero waste/ Pilah Sampah Dari Rumah dan kaitannya dengan KRPL. Sosialisasi tersebut dilakukan melalui acara Bimbingan Teknis Analisis Situasi Konsumsi Pangan Wilayah Berbasis Pola Pangan Harapan (PPH) yang diselenggaran oleh Dinas Ketahanan pangan Provinsi NTB di Fave Hotel, 30 September 2020.
Selain koordinasi-koordinasi tersebut, Bidang Pengeloaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan hampir setiap hari kedatangan tamu. Dari ujung barat hingga ujung timur wilayah NTB. Mulai dari tokoh masyarakat, para pemuda hingga pihak luar yang tertarik bekerjasama dalam mengatasi masalah sampah di daerah ini.
Minggu ini saja, beberapa pihak yang aktif berkoordinasi tentan NTB Zero Waste diantaranya Kepala Desa Tonggodoa, Palibelo Kab. Bima yang kedatangannya untuk belajar bagaimana membangun sistem pengelolaan sampah skala desa; Dinas LH Kab. Sumbawa yang berkoordinasi dalam upaya mengurangi sampah dari rumah dengan program 1000 biopori yang berkolaborasi dengan Pramuka; PT. Geotrash Management dalam rangka konsultasi tentang pembangunan pengelolaan sampah plastik dengan Pirolisis di kawasan TPA Kebon Kongoq; Kelurahan Kekalik yang mengkoordinasikan rencana aksi bersih di Sungai Ancar; dan Organisasi Mahasiswa dan Pemuda Pencinta Alam (OASISTALA) Lombok Timur yang mengajukan permohonan untuk mensupport kegiatan clean up; Serta dukungan luas masyarakat dengan memanfaatkan sosial media untuk menunjukkan antusiasme dan kepedulian terhadap permasalahan sampah yang ada di Provinsi NTB.